Rabu, 02 April 2014

Percakapan Dewa Siva Dengan Parvati Dewi



             
Parvati dewi berkata pada dewa siva: “tuanku, engkau mengatakan kepada saya bahwa hendaknya seseorang menghindari berbicara dengan mayavadi. Bagaimanakah ciri-ciri mereka dan apa yang mereka lakukan?”.

Dewa siwa berkata, “ orang yang dihayalkan oleh kebodohan menjelaskan bahwa ada kepribadian lain yang lebih tinggi dari visnu,penguasa seluruh alam semesta,maka dia adalah mayavadi. Orang yang memakai kalungan tengkorak, tulang-tulang dan mengolesi badannya dengan abu, tidak memakai tanda-tanda veda yang benar yang menganggap sri visnu sejajar dengan kepribadian lain seperti brahma dan ludra dan yang tidak menyembah visnu, maka dia adalah mayavadi”.

Parvati berkata, “tuanku, uraian kitab suci menyalahkan memakai tengkorak, abu dan tulang-tulang, lalu mengapa anda menggunakannya?, ceritakanlah rahasia ini dan maafkanlah hamba kalau pertanyaan hamba ini tidak berkenan”.

Dewa siva berkata,”oh,dewi, dengarkanlah,aku akan menceritakan suatu rahasia yang sangat ajaib. Oh dewi, hendaknya kau jangan katakan hal ini pada orang lain.pada jaman svayambhuva(manu) ada banyak raksasa yang sakti seperti Namuci dan lainnya. Semua dewa yang dipimpin oleh indra semua merasa takut dan frustasi,lalu mereka mendekati sri visnu untuk meminta perlindungan, dan para dewa berdoa,” oh kesawa,engkau sendiri mampu menaklukan raksasa-raksasa besar ini,yang tak mampu kami kalahkan.lindungilah kami yang menyerahkan diri pada kaki padmamu”. Dewa siva melanjutkan,” setelah mendengar permohonan para dewa yang ketakutan itu, sri visnu,purusottama,bersabda kepadaku,”o rudra, untuk menghayalkan musuh para dewa susunlah suatu lapangan tindakan yang diikuti oleh para mayavadi. Ceritakanlah purana-purana gelap (purana-purana yang menyesatkan), juga rancanglah teks-teks suci yang membingungkan. Dengan kekuatan sugesti ( bhava sakti) mu pengaruhilah para brahmana dan resi mulia seperti kanada,gautama,sakti,upamayu,jaimini,kapila,durwasa,mrikandu,brihaspati,bhragava dan jamadagnya untuk menguraikan purana gelap dan ajaran-ajaran yang menyebabkan para asura tersesat seketika, dan untuk membingungkan orang-orang di ketiga dunia ini kau sendiri pakailah tanda-tanda seperti tengkorak,abu dan tulang-tulang. Juga susunlah ajaran-ajaran yang tidak bertanda khusus yang diluar ajaran veda. Orang-orang yang memakai abu, tulang, tengkorak dan sejenisnya akan menyembah engkau sebagai kepribadian yang paling utama atau tuhan. Dengan menerima ajaran-ajaran gelap ini maka para asura itu akan segera menentangku.o, rudra dalam penjelmaan-penjelmaanku, aku akan menyembahmu dalam setiap jaman hanya untuk lebih membingungkan orang-orang jahat. Setelah menyelami ajaran-ajaran ini mereka pasti jatuh”. Itulah sebabnya mengapa penjelmaan tuhan sebagai sri rama menyembah dewa siva. Maha dewa berkata, “ o dewi, setelah mendengar sabda sri wisnu, aku merasa lemas tak berdaya. Setelah aku menyampaikan doa-doa pujian,aku berkata,” o dewata jika hamba laksanakan perintah anda di bumi maka hal ini akan menghancurkan hamba sendiri. O visnu, tidak mungkin hamba melaksanakan perintahmu, akan tetapi hal ini akan sangat menyakitkan, o dewi”, setelah aku berkata demikian sri wisnu bersabda,” aku akan melindungimu, kau tidak akan hancur, lakukanlah seperti apa yang aku perintahkan. Aku akan memberikanmu sebuah mantra yang bernama” visnusahasranama( seribu nama visnu)”.
Semayamkanlah aku dihatimu dan ucapkanlah mantra ini “ ramaya namah”(sembah sujud pada sri rama, suami sita dewi). Mantra ini menghancurkan segala dosa dan menganugrahkan pembebasan. Ucapkanlah mantra ini setiap hari, maka kau akan bebas dari segala kesalahan menyampaikan ajaran mayavadi, memakai abu,tengkorak dan tulang-tulang. Pujalah aku dihatimu, patuhilah perintahku, semua ini akan mujur bagimu. Setelah bersabda demikian, sri visnu menghilang. Dewa siwa melanjutkan,” demi kebaikan para dewa aku menerima jalan mayavadi, memakai kalungan tengkorak, abu, dan tulang-tulang. Sesui dengan perintah sri visnu aku mulai menyusun purana sesat dan ajaran-ajaran saiva atau pasupata. Dengan kekuatanku, aku mempengaruhi para brahmana dan resi untuk melaksanakan missi ini sehingga kaum asura menentang sri visnu dan malah mereka akan menyembahku dengan persembahan daging, darah dan sejenisnya. Dengan menerima berkahku mereka akan menjadi sombong, terikat dengan obyek-obyek indria, penuh nafsu dan marah. Orang-orang dibumi yang menyimpang dari jalan kebenaran akan berlindung pada doktrin/ajaran-ajaran sehingga mereka akan pergi keneraka. Dengan melaksanakan perintah sri visnu, o dewi, aku memakai tanda-tanda ini ( tengkorak,abu,dan lain-lain). Ini hanya tanda-tanda luar saja untuk membingungkan orang-orang jahat, akan tetapi dihati aku selalu bersamadi pada sri visnu”. Parvati berkata,”o yang tak ternoda, uraikanlah ajaran-ajaran gelap yang disusun oleh para brahmana yang kurang berbhakti pada sri visnu. Katakanlah nama-namanya”.

Dewa siwa menjawab,”dengarkanlah, o dewi, akan kuuraikan ajaran-ajaran jahat itu, hanya dengan mengingatnya bahkan orang bijaksanapun akan dihayalkan. Pertma-tama aku sendiri menyusun doktri atau ajaran saiva. Dengan kekuatanku aku telah mempengaruhi para brahmana dan resi seperti kanada menyusun doktrin atau ajaran waisesika, gautama dengan doktrin nyaya, kapila dengan doktrin sankhya, brhaspati dengan doktrin carvaka, sri visnu dalam penjelmaannya sebagai budha dengan doktrin buddha yang palsu. Doktrin maya(ilusi) adalah doktrin jahat dan disebut dengan buddhist gadungan. Doktrin atau ajaran ini akan aku sampaikan sendiri dalam penjelmaan ku sebagai seorang brahmana di kaliyuga. Ajaran ini akan melemah artikan ajaran-ajaran veda yang benar. Untuk membingungkan orang-orang kali yuga,aku akan menghadirkan ajaran-ajaran yang besar yang mirip dengan penjelasan veda-veda tetapi sebenarnya hanya hayalan (maya) belaka. Atas perintahku jaimini menyampaikan doktrin purva mimamsa yang menguraikan faham meniadakan tuhan dan meniadakan arti veda”.













Kisah Lubdaka



   Lubdaka adalah seorang pemburu binatang yang memakan dan menjual daging hasil buruannya untuk menafkahi keluarganya. Suatu hari ketia sedang beruru ia tidak memperoleh seekor pun binatang untuk dimakan atau dijual. Tanpa pantang menyerah ia terus berburu hingga ke tengah hutan, karena sampai larut malam, ahirnya ia bermalam dihutan.
     Ketakutannya terhadap binatang buas membuatnya memanjat pohon bilwa untuk tempat tidurnya. Dibawah pohon bilwa terdapat air telaga yang jernih, dengan sebuah pelinggih dan Lingga. Perlahan Lubdaka memanjat pohon itu kemudian bersandar diatasnya dan berusaha untuk tidur. Meskipun ia sangat mengantuk ia tidak berani tidur karena kan terjatuh dan dimakan binatang buas, untuk menghilangkan rasa mengantuknya ia memetik daun-daun pohon bilwa dan menjatuhkannya ke bawah, sehingga mengenai Lingga yang ada di bawahnya. Lubdaka sendiri tidak menyadari bahwa malam itu adalah malam Siwalatri, di mana Dewa Siwa tengah melakukan yoga.
Ketika ia sedang memetik daun bilwa, ia teringat dengan masa lalunya yang selalu memburu binatang. Lubdaka mulai menyesali segala perbuatan jahat yang pernah dilakukannya sepanjang hidup, baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Di atas pohon Bila itu, hatinya bertekad untuk berhenti bekerja sebagai pemburu.
Waktu terasa sangat cepat, ia terus membayangkan masa lalunya hingga matahari terbit, itu menggambarkan bahwa dosa-dosa yang pernah dilakukannya sudah terlalu banyak dan tidak bisa diingatnya satu per satu lagi dalam waktu satu malam. Karena sudah pagi, ia berkemas-kemas pulang ke rumahnya.
Sejak hari itu, Lubdaka beralih pekerjaan sebagai petani. Tapi, petani tidak memberinya banyak kegesitan gerak, sehingga tubuhnya mulai kaku dan sakit, yang bertambah parah dari hari ke hari. Hingga, akhirnya hal ini membuat Lubdaka meninggal dunia. Roh Lubdaka, setelah lepas dari jasadnya, melayang-layang di angkasa. Roh Lubdaka bingung tidak tahu jalan harus ke mana.
Pasukan Cikrabala kemudian datang hendak membawanya ke kawah Candragomuka yang berada di Neraka. Di saat itulah, Dewa Siwa datang mencegah pasukan Cikrabala membawa roh Lubdaka ke kawah Candragomuka. Menurut pasukan Cikrabala, roh Lubdaka harus dibawa ke neraka. Ini disebabkan, semasa ia hidup, ia kerap membunuh binatang. Namun Dewa Siwa berkata lain, Beliau mengatakan bahwa, walaupun Lubdaka kerap membunuh binatang, tapi pada suatu malam di malam Sivalatri, Lubdaka begadang semalam suntuk dan menyesali dosa-dosanya di masa lalu. Sehingga, roh Lubdaka berhak mendapatkan pengampunan. Ahirnya, roh Lubdaka dibawa ke Siwa Loka.

Magna Filosofi
  • Ketika seseorang merenungi masa lalunya "sifat-sifat jahat dalam dirinya" maka ia akan menyesal atas perbuatannya dan tidak ingin mengulangi hal yang sama untuk kedua kalinya sehingga masa depannya berubah menjadi lebih baik.
  • Ketakutan terhadap mahluk ciptaan Tuhan (binatang buas) bisa menuntun seseorang agar berhati-hati dan berusaha melindungi diri dengan mengucapkan doa-doa.
  • Seorang yang sangat berdosa sekalipun hanya dengan satu malam memuja Dewa Siwa (malam Sivaratri), orang tersebut telah bisa mendapatkan pengampunan atas segala dosa-dosanya.