Om swatyastu
Pada hari
ini adalah Hari Suci Sivaratri yang di
jadikan sebagai momentum untuk meningkatkan Spiritual/kerohanian. dengan penyadaran
diri oleh seluruh umat Hindu khususnya di Indonesia. agar terhindar dari
perbuatan buruk, sebagai manusia kita sering lupa karena keterbatasan, karena
itu setiap sasih kapitu (bulan ketujuh) atau peteng pitu di langsungkan upacara
Sivaratri yang dilakukan secara fisik dengan penjagraan artinya sadar,
orang yang sadar akan waspada supaya terhindar dari perbuatan buruk.
Bapak-bapak
dan Ibu-ibu seta seluruh umat Sedharma yang penuh bhakti
apakah
Sivaratri ini disebut malam peleburan dosa, apa memang benar sebagai malam
Kesadaran? jika Sivaratri (malam Bhatara Siva) sebagai malam peleburan
dosa maka keyakinan umat Hindu tentang konsep karma phala (hukum sebab-akibat) yang terdiri dari bagian Sancita, Prarabda dan kriyamana karma phala ini, jadi bagaimana bapak dan ibu serta
seluruh umat sedharma, bahwa Sivaratri ini sebagai malam kesadaran.
Idealnya
Orang akan memiliki berfikir jernih kalau atmannya yang suci menyinari
budinnya/alam kesadaran , sedangkan budhinnya menguasai manah dan manah akan
menguasai indrianya, nah bapak dan ibu seta seluruh umat sedharma yang penuh
kasih. kita semua harus di upayakan agar limba-limba yang mengotari jiwa itu
selalu di upayakan untuk di lebur agar terhindar dari perbuatan yang gelap,
sehubungan dengan itu, karena itulah Sivaratri di sebut “Malam Kesadaran” bukan
malam “Pelebuan dosa” memang sich orang yang sadar akan hakekatnya akan
tarhindar dari perbuatan dosa yaitu dengan jalan apa? dengan memusatkan
pikiran kepada kesucian Siva. sebagai aspek pelebur kegelapan yang menghalangi
alam kesadaran untuk mendapatkan sinar suci tuhan, supaya budhi akan menguatkan
pikiran untuk mengendalikan indriya dan Tri Guna.
dalam kitab Sarascamuschaya
4 disebutkan :
Apaan iking
dadi wwang, uttama juga ya, naimitaning mangkana,
Wenang ya
tumulung awaknya sangkeng sangsara,
Makasadhanang
subhakarma, hinganing kottamaning dadi wwang ika.
Artinya :
menjelma menjadi manusia, itu adalah sungguh-sungguh utama, karena
ia dapat menolong dirinya dari keadaan sengsara (lahir dan mati berulang-ulang),
dengan jalan berbuat baik, demikianlah keuntunganya menjelma menjadi manusia.
Bapak-bapak
dan Ibu-ibu serta seluruh umat sedharma yang penuh keikhlasan
Sebagai
manusia kita harus menghilangkan kemabukan, kemabukan yang di maksud adalah
Sapta Timira kita diwajibkan untuk mengendalikan kesadaran dalam sasih kapitu
ini ( peteng pitu), sekaligus
menetralkan pengaruh buruk pengaruh buruk yang harus dinetralkan adalah sombong
karena tampan/cantik, sombong karena kaya raya, sombong karena pandai, sombong
karena keturunan orang besar, sombong karena kuat dan masih muda, lupa diri
karena mabuk dan lupa diri karena pemberani, ini peteng pitu yang ada dalam
diri yang harus kita sadarkan. Lalu karakter ganas dan liar dari sasih kapitu
yang dimulai sejak sasih keenam , yaitu alam sudah mulai kotor dan cemar,
ditandai dengan pancarobha dari panas ke hujan , awal berkembangnya
penyakit, termasuk hama tumbuhan,hujan mulai deras, musim buah, banyak lalat,
angin laut berhembus kencang biasanya pada sasih keenam di laksanakan
upacara ”nangluk merana” untuk menolak bencana dan mara bahaya akibat keganasan
alam semakin banyak bencana alam, kecelakaan lalu lintas serta godaan-godaan
karena nafsu-nafsu hewani mulai merasuk ke manusia karena tidak bisa mengendalikan
pengaruh dari peteng pitu ini.
Bapak-bapak
dan Ibu-ibu serta seluruh umat sedharma yang berbahagia
bagaimana cara kita untuk
mengntisipasi kejadian bencana alam ini?
Beruntunglah
kita sebagai umat Hindu di berikan karunia Sivaratri, sebagai perwujudan Siva
sebagai kasih kepada manusia apalagi kondisi di negeri kita ini tidak menentu
dari hari ke hari, kiranya Sivaratri harus di pahami serta dapat di manfaatkan
dengan baik umat Hindu untuk keselamatan, kerahayuan dan kedamaian alam
semesta, jika Sivaratri tidak dimanfaatkan dengan baik maka perjalanan akan
lebih berat dalam menghadapi bulan berikutnya
Oleh karena
itu pelaksanaan Sivaratri pada tilem kapitu akan menjadi sangat penting bagi
umat hindu sendiri dan juga mengantisipasi bulan-bulan berikutnya
sehingga tidak ada alasan lagi bagi kita umat Hindu untuk mengabaikan
Sivaratri.
Bapak dan
Ibu serta seluruh umat hindu yang penuh karunia
apa yang harus kita
lakukan di hari suci Sivaratri ?
Pada
dasarnya adalah kegiatan Namasahasranam kepada Siva, yaitu selalu ingat dengan
namanya wujud dan kuasa Tuhan sebagai pelebur yaitu Siva dengan mengulang-ulang
nama Siva OM NAMA SIWAYA dengan terus menerus maka diharapkan kegelapan bathin
akan hilang sehingga lahirlah kesadaran budhi
Dalam sumber
ajaran Sivaratri di India, setiap menjelang bulan mati umat hindu melaksanakan
Siwaratri dan setiap tahun melaksanakan Maha Sivaratri (antara
pebruari-maret) sumber dari sastra purana Siva purana, skanda purana,
Garuda purana, dan padma purana ada juga di Indonesia sumber dari lontar yaitu Siwaratrikalpa karya dan Arjuna
wiweha.
Kalau kita lihat dari lontar
Siwaratri kalpa di jelaskan silubdaka seorang pemburu yang masuk sorga. lantas apaya, yang membuat lubdaka ini mendapatkan tiket masuk sorga??????????
Bentuk
pelaksnan Sivaratri Kanista adalah
dengan jagra /melek semalam suntuk, sambil memusatkan pikiran pada Siva dengan
membahas Sastra-sastra Agama melakukan japa dengan mengucapkan ON NAMA SIVAYA
berulang ulang.
Bentuk
pelaksaan yang madya adalah
jagra dan upawasa, upawasa artinya artinya kembali suci dengan melatih indriya
untuk mencoba melepaskan nikmatnya makanan yang hanya sebatas lidah. Latihan
upawasa melahirkan sikap yang tidak terikat pada makanan enak, upawasa
dilakukan pada pagi hari saat matahari terbit pada panglong 14 sampai besoknya
pada sasih kapitu saat matahari terbenam selama 36 jam.
Bentuk
pelaksanaan uttama adalah
jagra, upawasa dan monabrata, mona artinya tidak berbicara tujuanya adalah
melatih diri dalam hal berbicara agar terkendali/ agak membatasi bicara
bermanfaat untuk membangun energy positif yang memberikan kesehatan, ketenangan
dan kesucian; sehingga kita bisa merasakan kebahagiaan batin .
Dari
sumber-sumber mengenai Sivaratri bahwa kita harus berusaha membangun kesadaran
diri, supaya terhindar dari perbuatan buruk, sehingga pada hari ini, hari kamis
wage sasih kapitu merupakan hari yang sangat disucikan berkaitan dengan
penyadaran diri mudah-mudahan kita semua mampu memahami, menguraikan
serta mengaplikasikanya dengan kesadaran.
Kesimpulan hari suci Sivaratri adalah hari malam kesadaran untuk mengajak manusia
mengintropeksi diri untuk supaya kedepanya bisa berbuat lebih baik dari
sebelumnya.
Maka dari itu mari kita
semua mencoba untuk menerapkan jagra, upawasa, dan monabrata sebagai aplikasi
umat hindu, bukanya sebagai teori yang di perdebatkan dalam melaksanakan
Sivaratri.
Demikianlah
yang dapat kami sampaikan mudah-mudahan apa yang kami sampaikan dapat
bermanfaat bagi kita semua sehingga Om awignmastu shanti/kedamian itu sendiri
baik secara jasmani maupun rohani akan kita Raih.
Om santi,
santi, santi om
Sumber :
M.pd.,M, S.Ag, Suratnaya Ketut
Dewa. 2005; “Kumpulan Dharma Wacana,Dharma”, Duta Gading Sewu.
Titib I Made Dkk. 2005; “
Petunjuk Teknis pelaksanaan Dharma wacana”, Paramita Surabaya.
Mertha I Nengah. 2009;
”Menggantang Hidup di Jaman Kali Yuga”, Jl.Sangalangit Penatih Denpasar Timur,
Widya Dharma.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar