Kamis, 30 Oktober 2014

Darmawacana : Maha Sivaratri

Om swatyastu
Pada hari ini adalah Hari Suci Sivaratri yang di jadikan sebagai momentum untuk meningkatkan Spiritual/kerohanian. dengan penyadaran diri oleh seluruh umat Hindu khususnya di Indonesia. agar terhindar dari perbuatan buruk, sebagai manusia kita sering lupa karena keterbatasan, karena itu setiap sasih kapitu (bulan ketujuh) atau peteng pitu di langsungkan upacara Sivaratri yang  dilakukan secara fisik dengan penjagraan artinya sadar, orang yang sadar akan waspada supaya terhindar dari perbuatan buruk.
Bapak-bapak dan Ibu-ibu seta seluruh umat Sedharma yang penuh bhakti
apakah Sivaratri ini disebut malam peleburan dosa, apa memang benar sebagai malam Kesadaran?  jika Sivaratri (malam Bhatara Siva) sebagai malam peleburan dosa maka keyakinan umat Hindu tentang konsep karma phala (hukum sebab-akibat) yang terdiri dari bagian Sancita, Prarabda dan kriyamana karma phala ini, jadi bagaimana bapak dan ibu serta seluruh umat sedharma, bahwa Sivaratri ini sebagai malam kesadaran.
Idealnya Orang akan memiliki berfikir jernih kalau atmannya yang suci menyinari budinnya/alam kesadaran , sedangkan budhinnya menguasai manah dan manah akan menguasai indrianya, nah bapak dan ibu seta seluruh umat sedharma yang penuh kasih. kita semua harus di upayakan agar limba-limba yang mengotari jiwa itu selalu di upayakan untuk di lebur agar terhindar dari perbuatan yang gelap, sehubungan dengan itu, karena itulah Sivaratri di sebut “Malam Kesadaran” bukan malam “Pelebuan dosa” memang sich orang yang sadar akan hakekatnya akan tarhindar dari perbuatan dosa  yaitu dengan jalan apa? dengan memusatkan pikiran kepada kesucian Siva. sebagai aspek pelebur kegelapan yang menghalangi alam kesadaran untuk mendapatkan sinar suci tuhan, supaya budhi akan menguatkan pikiran untuk mengendalikan indriya dan Tri Guna.
dalam kitab Sarascamuschaya 4 disebutkan :
Apaan iking dadi wwang, uttama juga ya, naimitaning mangkana,
Wenang ya tumulung awaknya sangkeng sangsara,
Makasadhanang subhakarma, hinganing kottamaning dadi wwang ika.

Artinya :   menjelma menjadi manusia, itu adalah sungguh-sungguh utama, karena ia dapat menolong dirinya dari keadaan sengsara (lahir dan mati berulang-ulang), dengan jalan berbuat baik, demikianlah keuntunganya menjelma menjadi manusia.
Bapak-bapak dan Ibu-ibu serta seluruh umat sedharma yang penuh keikhlasan
Sebagai manusia kita harus menghilangkan kemabukan, kemabukan yang di maksud adalah Sapta Timira kita diwajibkan untuk mengendalikan kesadaran dalam sasih kapitu ini         ( peteng pitu), sekaligus menetralkan pengaruh buruk pengaruh buruk yang harus dinetralkan adalah sombong karena tampan/cantik, sombong karena kaya raya, sombong karena pandai, sombong karena keturunan orang besar, sombong karena kuat dan masih muda, lupa diri karena mabuk dan lupa diri karena pemberani, ini peteng pitu yang ada dalam diri yang harus kita sadarkan. Lalu karakter ganas dan liar dari sasih kapitu yang dimulai sejak sasih keenam , yaitu alam sudah mulai kotor dan cemar, ditandai dengan  pancarobha dari panas ke hujan , awal berkembangnya penyakit, termasuk hama tumbuhan,hujan mulai deras, musim buah, banyak lalat, angin laut berhembus kencang  biasanya pada sasih keenam di laksanakan upacara ”nangluk merana” untuk menolak bencana dan mara bahaya akibat keganasan alam semakin banyak bencana alam, kecelakaan lalu lintas serta godaan-godaan karena nafsu-nafsu  hewani mulai merasuk ke manusia karena tidak bisa mengendalikan pengaruh dari peteng pitu ini.
Bapak-bapak dan Ibu-ibu serta seluruh umat sedharma yang berbahagia
bagaimana cara kita untuk mengntisipasi kejadian bencana alam ini?
Beruntunglah kita sebagai umat Hindu di berikan karunia Sivaratri, sebagai perwujudan Siva sebagai kasih kepada manusia apalagi kondisi di negeri kita ini tidak menentu dari hari ke hari, kiranya Sivaratri harus di pahami serta dapat di manfaatkan dengan baik umat Hindu untuk keselamatan, kerahayuan dan kedamaian alam semesta, jika Sivaratri tidak dimanfaatkan dengan baik maka perjalanan akan lebih berat dalam menghadapi bulan berikutnya
Oleh karena itu pelaksanaan Sivaratri pada tilem kapitu akan menjadi sangat penting bagi umat hindu  sendiri dan juga mengantisipasi bulan-bulan berikutnya sehingga tidak ada alasan lagi bagi kita umat Hindu untuk mengabaikan Sivaratri.
Bapak dan Ibu serta seluruh umat hindu yang penuh karunia
 apa yang harus kita lakukan di hari suci Sivaratri ?
Pada dasarnya adalah kegiatan Namasahasranam kepada Siva, yaitu selalu ingat dengan namanya wujud dan kuasa Tuhan sebagai pelebur yaitu Siva dengan mengulang-ulang nama Siva OM NAMA SIWAYA dengan terus menerus maka diharapkan kegelapan bathin akan hilang sehingga lahirlah kesadaran budhi
Dalam sumber ajaran Sivaratri di India, setiap menjelang bulan mati umat hindu melaksanakan Siwaratri dan setiap tahun melaksanakan Maha Sivaratri (antara pebruari-maret)  sumber dari sastra purana Siva purana, skanda purana, Garuda purana, dan padma purana ada juga di Indonesia sumber dari lontar  yaitu  Siwaratrikalpa karya dan Arjuna wiweha.
Kalau kita lihat dari lontar Siwaratri kalpa di jelaskan silubdaka seorang pemburu yang masuk sorga. lantas apaya, yang membuat lubdaka ini mendapatkan tiket masuk sorga??????????
Bentuk pelaksnan  Sivaratri Kanista adalah dengan jagra /melek semalam suntuk, sambil memusatkan pikiran pada Siva dengan membahas Sastra-sastra Agama melakukan japa dengan mengucapkan ON NAMA SIVAYA berulang ulang.
Bentuk pelaksaan yang madya adalah jagra dan upawasa, upawasa artinya artinya kembali suci dengan melatih indriya untuk mencoba melepaskan nikmatnya makanan yang hanya sebatas lidah. Latihan upawasa melahirkan sikap yang tidak terikat pada makanan enak, upawasa dilakukan pada pagi hari saat matahari terbit pada panglong 14 sampai besoknya pada sasih kapitu saat matahari terbenam  selama 36 jam.
Bentuk pelaksanaan uttama adalah jagra, upawasa dan monabrata, mona artinya tidak berbicara tujuanya adalah melatih diri dalam hal berbicara agar terkendali/ agak membatasi bicara bermanfaat untuk membangun energy positif yang memberikan kesehatan, ketenangan dan kesucian; sehingga kita bisa merasakan kebahagiaan batin .
Dari sumber-sumber mengenai Sivaratri bahwa kita harus berusaha membangun kesadaran diri, supaya terhindar dari perbuatan buruk, sehingga pada hari ini, hari kamis wage sasih kapitu merupakan hari yang sangat disucikan berkaitan dengan penyadaran diri  mudah-mudahan kita semua mampu memahami, menguraikan serta mengaplikasikanya dengan kesadaran.
Kesimpulan hari suci Sivaratri adalah hari malam kesadaran untuk mengajak manusia mengintropeksi diri untuk supaya kedepanya bisa berbuat lebih baik dari sebelumnya.
Maka dari itu mari kita semua mencoba untuk menerapkan jagra, upawasa, dan monabrata sebagai aplikasi umat hindu, bukanya sebagai teori yang di perdebatkan dalam melaksanakan Sivaratri.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan  mudah-mudahan apa yang kami sampaikan dapat bermanfaat bagi kita semua sehingga Om awignmastu shanti/kedamian itu sendiri baik secara jasmani maupun rohani akan kita Raih.
Om santi, santi, santi om

Sumber :
M.pd.,M, S.Ag, Suratnaya Ketut Dewa.  2005; “Kumpulan Dharma Wacana,Dharma”, Duta Gading Sewu.
Titib I Made Dkk. 2005; “ Petunjuk Teknis pelaksanaan Dharma wacana”, Paramita Surabaya.
Mertha I Nengah. 2009; ”Menggantang Hidup di Jaman Kali Yuga”, Jl.Sangalangit Penatih Denpasar Timur, Widya Dharma.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar